Meutya Hafid: Dari Jurnalis Lapangan hingga Menteri Komunikasi dan Digital Pertama Wanita

RTIK Jatim

ertik468x60

Surabaya, 21 Oktober 2024 – Sejarah baru terukir di Indonesia dengan pelantikan Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital, yang dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024. Meutya Hafid menjadi wanita pertama yang menjabat posisi ini, menggantikan Budi Arie Setiadi yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Sebelum berkecimpung di dunia politik dan menduduki jabatan menteri, Meutya Hafid dikenal luas sebagai seorang jurnalis televisi dengan rekam jejak luar biasa. Ia memulai karier jurnalistiknya di Metro TV, tempat ia melaporkan berbagai peristiwa dari daerah konflik, termasuk Darurat Militer Aceh, Tsunami Aceh, Pemilu Irak, hingga konflik Palestina.

banner 325x300

Salah satu pengalaman paling berkesan dalam karier jurnalistik Meutya adalah ketika ia dan kameraman Metro TV, Budiyanto, disandera oleh pasukan Mujahidin di Irak pada 2005 selama 7 hari. Peristiwa dramatis ini ia dokumentasikan dalam bukunya berjudul “168 Jam dalam Sandera.” Dedikasinya sebagai jurnalis membuahkan sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Elizabeth O’Neill Journalism Award (2007), serta Kartu Pers Nomor Satu (Press Card Number One), sebuah penghargaan untuk wartawan profesional berintegritas.

Perjalanan hidup Meutya Hafid tidak hanya berputar pada dunia jurnalistik. Pada tahun 2008, ia memutuskan bergabung dengan Partai Golkar dan memulai kiprah politiknya. Meutya berhasil terpilih menjadi anggota DPR pada 2010, memulai karier politiknya di Komisi XI yang membidangi keuangan dan perbankan, kemudian pindah ke Komisi I yang membidangi komunikasi dan informatika, pertahanan, luar negeri, serta intelijen.

Sebagai Ketua Komisi I DPR RI pada periode 2019-2024, Meutya menjadi motor di balik pembentukan sejumlah undang-undang penting, termasuk Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Meutya juga berperan aktif dalam inisiasi program sertifikasi wartawan dan menghasilkan 13 undang-undang selama memimpin Komisi I.

Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Meutya menyelesaikan gelar sarjana di bidang Manufacturing Engineering dari Universitas New South Wales, Australia, serta gelar S2 Ilmu Politik dengan predikat cum laude dari Universitas Indonesia. Semua ini membentuknya menjadi sosok pemimpin yang berwawasan luas, berkomitmen kuat, dan siap membawa Indonesia memasuki era digital yang lebih maju dan aman.

Sebagai Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid diharapkan mampu meneruskan upaya memperkuat literasi digital, menjaga keamanan data pribadi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Iklan