Festival TIK 2017: Mendorong Literasi Internet, Pilar Utama Ekonomi dan Pariwisata Digital di Indonesia

Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Septriana Tangkary (ketiga kanan) bersama para pejabat pemerintah dan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi memegang naskah perjanjian kerjasama saat pembukaan Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Banda Aceh, Selasa (19/9). Festival TIK 2017 berlangsung tanggal 19 - 20 September itu bertujuan mendorong maysarakat memanfaatkan teknologi informasi dalam upaya membangun bangsa yang cerdas dan ekonomi kerakyatan. ANTARA FOTO/Ampelsa/pd/17
ertik468x60

Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Rakyat adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menjadi wadah pertemuan bagi para pemangku kepentingan dalam industri TIK di Indonesia. Ini melibatkan lembaga pemerintah, pelaku bisnis, komunitas TIK, akademisi, dan masyarakat umum. Festival ini tidak hanya mendekatkan masyarakat Indonesia dengan dunia TIK, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya literasi Internet dalam membentuk masyarakat informasi yang berdaulat di Indonesia serta memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi digital Indonesia.

Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun 2017 adalah penyelenggaraan yang ke-7 sejak pertama kali diadakan. Pemerintah Provinsi dan Relawan TIK Nangroe Aceh Darussalam menjadi tuan rumah untuk festival ini. Acara berlangsung selama 2 hari, tepatnya pada tanggal 19 hingga 20 September 2017 di Gedung AAC Dayan Dawood, Nangroe Aceh Darussalam. Tema utama yang diusung dalam festival ini adalah “Literasi Internet: Pilar Ekonomi dan Pariwisata Digital Indonesia”.

banner 325x300

Festival tahun ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan Internet dalam upaya mempromosikan destinasi pariwisata di Indonesia dan untuk memperkuat kapasitas Relawan TIK Indonesia sebagai bagian integral dari masyarakat informasi. Mereka berperan sebagai penggerak ekonomi dan sosial yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.

Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, menjelaskan bahwa Festival TIK pada awalnya merupakan program Ditjen Aptika yang memfasilitasi kolaborasi antara para pemangku kepentingan dalam industri TIK, termasuk Pegiat TIK, Komunitas TIK, Relawan TIK, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memajukan informatika dalam masyarakat. Pada tahun 2017, Festival TIK diselenggarakan secara independen oleh Pemerintah Nangroe Aceh Darussalam dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini adalah sebuah inisiatif yang patut diapresiasi, karena menunjukkan komitmen Pemerintah Aceh dan Relawan TIK Indonesia dalam menyelenggarakan Festival TIK 2017.

Direktur Septriana Tangkary berharap bahwa Festival TIK akan terus mempromosikan kerja sama antara pemerintah, akademisi, bisnis, dan komunitas dalam literasi dan edukasi masyarakat dalam hal teknologi informasi dan komunikasi. Bagi Relawan TIK, Festival TIK adalah kesempatan untuk bertukar pengalaman dan meningkatkan kualitas serta kompetensi mereka dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui TIK untuk kemajuan bangsa dan negara. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan masyarakat informasi yang sejahtera, mandiri, dan cerdas.

Sementara itu, Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan berharap Festival TIK akan berkontribusi dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia yang bijak dalam menggunakan media sosial. Relawan TIK memiliki peran krusial dalam meningkatkan inovasi dan kreativitas digital serta mendorong literasi di kalangan masyarakat. Semuel A. Pangerapan menekankan pentingnya literasi Internet untuk menghindari penyebaran informasi palsu (hoax) dan ujaran kebencian di dunia maya. Oleh karena itu, Festival TIK menjadi kesempatan berharga bagi Relawan TIK untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia.

Rangkaian Festival TIK 2017 mencakup dua seminar berskala nasional, 18 kelas workshop, serta Pameran Inovasi TIK. Acara ini terbuka untuk Relawan TIK dari seluruh penjuru nusantara dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kapasitas serta mempererat jaringan antaranggota Relawan TIK dari berbagai regional.

Selain Seminar Nasional, tersedia berbagai workshop dengan tema menarik seperti Gerakan Siberkreasi, Ekonomi Desa, Usaha Desa dan BUMDES, UU ITE, Pembelajaran Abad 21, dan banyak tema lainnya. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Reza Fahlevi, serta berbagai perwakilan dari instansi pemerintah, komunitas TIK, pelaku usaha bidang TIK, mahasiswa, pelajar, dan akademisi. Semua mereka berperan sebagai agen perubahan dalam dunia informatika dan berusaha untuk membentuk masyarakat yang lebih baik melalui pengetahuan dan teknologi informasi.

Iklan